Jumat, 26 Juni 2009

Pembuatan Vaksin

Berdasarkan hasil penelitian para ilmuwan ternyata sel-sel vertebrata dapat dikulturkan. Prosesnya dimulai dengan memperlakukan jaringan yang sesuai dengan enzim proteolitik misalnya tripsin untuk memisahkan sel-sel. Stiap sel tersebut lalu dipindahkan ke nutrisi tertentu untuk melekatkan sel-sel ke dalam wadah. Dan sel-sel tersebut akan membelah secara mitosisi membentuk satu lapis sel. Sel ini dapat digunakan untuk membentuk kultur sekunder.

Untuk membuat sel-sel kultur ini terus membelah, maka ditambahkan bahan kimia atau virus-virus yang mendorong pembentukan sel-sel kanker. Sel-sel tersebut disebut neoplastik.

Vaksin yang kita gunakan untuk melindungi dan mencegah tubuh terserang penyakit dapat berasal dari mikroorganisme yang dilemahkan ataupun toksin yang dihasilkan mikroorganisme tersebut. Namun seringkali vaksin juga menyebabkan beberapa efek samping yang merugikan, misalnya :
1. mikroorganisme yang digunakan dalam membuat vaksin mungkin masih melanjutkan proses produksi.
2. mikroorganisme yang digunakan dalam membuat vaksin mungkin masih memiliki kemampuan untuk menyebabkan penyakit.
3. ada sebagian orang yang alergi terhadap sisa-sisa sel yang ditinggalkan dari proses vaksin meskipun sudah dilakukan proses pemurnian.
4. orang-orang yang bekerja dalam pembuatan vaksin mungkin bersentuhan dengan organisme berbahaya yang digunakan sebagai bahan pembuat vaksin meskipun sudah dicegah dengan pengaman seperti masker dan sarung tangan.

Dengan adanya masalah-masalah di atas maka pembuatan vaksin secara konvensional diubah dengan cara rekayasa genetika untuk membantu mengurangi resiko yang tidak diinginkan. Beberapa prinsip rekayasa genetika dalam pembuatan vaksin adalah sebagai berikut :
1. mengisolasi / memisahkan gen-gen dari organisme penyebab sakit yang berperan dalam menghasilkan antigen yang merangsang limfosit untuk menghasilkan antibody.
2. menyisipkan gen-gen di atas, ke tubuh organisme yang kekurangan pathogen.
3. mengulturkan orgamisme hasil rekayasa genetika, sehingga menghasilkan antigen dalam jumlah banyak.
4. mengekstraksi antigen, lalu digunakan sebagai vaksin.

Dari beberapa penerapan kultur sel hewan, produksi vaksin virus adalah yang tertua. Prosesnya adalah virus ditumbuhkan dalam kultur sel, misalnya sel dari embrio ayam, ginjal monyet dan lama-kelamaan sel manusia. Setelah ditumbuhkan, lalu dipanen dan virus-virus tersebut diekstraksi dengan penyaringan. Hasilnya lalu dipakai intik membunuh virus-virus itu juga atau jika vaksin tersebut dilemahkan, maka disimpan dalam suhu rendah hingga siap digunakan. Contoh vaksin yang dibuat dengan cara ini adalah poliomielistis, gondong, cacar air, rubella dan rabies.

Adanya vaksin memungkinkan tubuh membangun kekebalan, misalnya membentuk antibody yang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dan suatu sel penting yang akan tumbuh dan menghasilkan antibody, jika penyakit timbul dalam suatu bentuk virulen.

1 komentar:

  1. cara pembuatannya yang berhubungan dengan daur hidup virus yang mana??

    BalasHapus