Senin, 22 Juni 2009

Kultur jaringan

Pada tahun 1898, ahli fisiologi jerman G. Heberlant mengatakan bahwa setiap sel mempunyai informasi genetika yang lengkap sehingga sel tersebut akan mampu untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu baru yang utuh seperti induknya. Kemampuan sel seperti ini disebut totipotensi. Pada tahun 1969, F. C. Steward menguji teori totipotensi dengan mengambil satu sel empelur wortel dan menumbuhkannya sehingga sel tersebut berkembang menjadi tanaman wortel yang utuh.
Adanya sifat totipotensi yang dimiliki setiap sel tumbuhan mendorong para peneliti untuk mengembangkan sel ataupun jaringan dari tumbuhan yang bernilai ekonomi tinggi untuk dijadikan individu baru. Usaha untuk memperoleh individu baru melalui penanaman suatu jaringan dilakukan melalui metode kultur jaringan. Jika individu tersebut berasal dari suatu sel, metode yang digunakan adalah kultur sel. Pelaksanaan metode kultur sel lebih rumit daripada metode kultur jaringan.
Kultur jaringan termasuk ke dalam jenis perkembangbiakan vegetative. Prinsip dasarnya sama dengan menyetek, yaitu memindahkan bagian lain dari suatu tumbuhan, dalam hal ini suatu jaringan, dan membiarkannya tumbuh pada suatu media. Hanya saja bagian yang ditumbuhkan adalah suatu jaringan sehingga anda bisa membuatnya sebanyak yang anda inginkan.
Bagian tumbuhan yang akan dikultur (eksplan) dapat diperoleh dari dari semua bagian tumbuhan seperti pucuk, akar, meristem, bunga, bahkan serbuk sari. Tanaman yang berhasil dikembangbiakkan melalui kultur jaringan sampai saat ini kebanyakan merupakan tanaman sayur dan tanaman hias seperti wortel, tomat, anggrek, dan krisan. Berdasarkan pengalaman di labiratorium tanaman holtikultura tersebut lebih mudah dikultur daripada tanaman keras seperti melinjo dan jati.
Media yang digunakan untuk menumbuhkan eksplan dapat bermacam-macam. Salah satu media yang terkenal adalah medium Skoog dan Murashige. Ke dalam suatu media tersebut dapat juga ditumbuhkan hormone seperti auksin dan sitoksin. Perpaduan antar hormone tersebut akan memicu pertumbuhan akar atau daun sesuai dengan perbandingan konsentrasinya.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas terdapat beberapa keuntungan metode kultur jaringan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. eksplan yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat diambil dari seluruh bagian tumbuhan.
b. Sifat genetic tanaman yang dihasilkan tetap, sehingga dapat digunakan dalam pelestarian plasma mutasi.
c. Tidak bergantung pada musim.
d. Dapat waktu singkat dapat diperoleh bibit unggul yang banyak.
e. Diperoleh bibit tanaman yang bebas virus dan penyakit.
f. Dapat menghasilkan metabolis sekunder.

Kultur jaringan tumbuhan relative sudah sering dilakukan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Namun, kultur jaringan hewan sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena sel atau jaringan hewan dewasa banyak terdapat gen yang tidak aktif (irreversibly switched-off). Tidak aktifnya gen itu terjadi pada tahap awal perkembangan hewan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar