Jumat, 26 Juni 2009

Antibodi monoklonal

Pada tahun 1975, Kohler dan Milstein dalam percobaan mereka yang terkenal menunjukkan bahwa limfosit yang menghasilkan antibode dapat dilebur dengan sel mieloma atau malignan. Perbanyakan secara cepat terjadi pada sel mieloma dan hibrid sel mieloma (hibridoma). Peleburan itu dapat mengekspresikan limfosit penghasil antibody yang spesifik maupun sifat mieloma yang memperbanyak sel secara berkelanjutan, maka timbullah antibody monoclonal.

Pembuatan antibody monoclonal dilakukan dengan bantuan kelinci, atau tikus. Langkah pertama adalah menginjeksikan antigen ke tubuh kelinci atau tikus percobaan, kemudian limpanya dipisahkan. Selanjutnya akan terjadi peleburan sel limpa dengan sel mieloma.

Sekitar 1% dari sel limpa adalah sel plasma yang menghasilkan antibody, sedang 10% dari hibridoma akhir terdiri dari sel yang menghasilkan antibody. Namun, setiap sel hibridoma hanya dapat menghasilkan satu antibody.

Dalam hal ini, teknik seleksi dapat dikembangkan untuk mengidentifikasi sel tersebut, kemudian dilakukan pengembangan atau pengklonan berikutnya. Klon yang diperoleh dari hibridoma antibody monoclonal dapat disimpan beku kemudian dapat diinjeksikan kedalam tubuh hewan atau dibiakkan dalam suatu kultur dimana klon menghasilkan anti bodi dalam jumlah besar.

Kegunaan antibody monoclonal cukup beragam. Para ilmuwan berharap agar dapat menggunakan antibody monoclonal dalam pengobatan kanker. Beberapa jenis sel kanker membuat antigen yang berbeda dengan yang dibuat sel-sel sehat. Jika antibody monoclonal yang hanya menyerang protein abnormal dapat dibuat, dan harus memungkinkan menyerang sel-sel kanker dengan obat-obatan tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat.

Kegunaan antibody monoclonal yang lain adalah sebagai berikut :
1. untuk mendeteksi kandungan hormone korionik gonadotropin dalam urin wanita hamil.
2. mengikat racun dan menonaktifkannya. Contohnya racun tetanus dan kelebihan obat digoxin dapat dinonaktifkan dengan antibody ini.
3. mencegah penolakan jaringan terhadap hasil transplantasi jaringan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar