Senin, 22 Juni 2009

BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi merupakan aplikasi seluruh tubuh organisme atau bagian tubuh dari suatu organisme dalam teknologi untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Dengan kata lain, bioteknologi merupakan pemanfaatan organisme dan agen-agen biologis untuk menghasilkan barang dan jasa demi kepentingan manusia. Hal itu berhubungan dengan pemanfaatan organisme atau komponen selulernya secara terarah dan terkontrol yang melibatkan berbagai multidisiplin ilmu serta merupakan aplikasi terpadu antara mikrobiologi, biokimia, biologi sel, fisiologi, genetika molekuler, rekayasa genetika, dan teknik kimia.

Bioteknologi telah dimanfaatkan di segala bidang, antara lain di bidang industri, kesehatan, pertanian, dan pengolahan lingkungan. Peanfaatan mikroorganisme sebenarnya telah dilakukan sejak dahulu kala. Misalnya, mikroorganisme yang dimanfaatkan untuk membuat roti dan bir. Proses ini sudah ada sejak tahun 6000 tahun sebelum masehi (SM). Selain itu, pemanfaatan ragi untuk membuat roti yang mengembang telah dimulai sejak 4000 tahun sebelum masehi (SM). Namun, baru pada masa sekarang manusia menyadari betapa besarnya potensi bioteknologi. In 1512, tiga bahan kimia yang penting , yaitu aseton, butanol, dan gliserol dapat diperoleh dari bakteri. In 1928, Alexander Fleming menemukan penisilin dari jamur Penicilium, tetapi produksi secara besar baru dilakukan pada tahun 1944. In 1962, dimulai penggabungan uranium dengan menggunakan bantuan mikroba.

Bioteknologi semakin berkembang setelah kemampuan mikroorganisme melakukan fermentasi berhasil diselidiki. Penelitian mengenai fermentasi dipelopori oleh Louis Pasteur sehingga dia dianggap sebagai Bapak Bioteknonogi. Pada awalnya bioteknologi dikembangkan dalam keadaan yang tidak steril, misalnya pembuata butanol dan aseton menggunakan metode fermentasi yang terbuka terhadap lingkungan sehingga masih terkontaminasi oleh mikroorganisme lain. Sekitar tahun 1940 diperkenalkan teknik sterilisasi kultivasi massa mikroorganisme untuk menjamin bahwa proses biologis tertentu dapat berlangsung tanpa kontaminasi mikroorganisme. Caranya, dengan terlebih dahulu melakukan sterilisasi terhadap media dan bioreactor serta menggunakan perlengkapan yang menghindari masuknya kontaminan sehingga hanya biokatalis yang diinginkan saja yang ada dalam reactor.

Bioteknologi modern mengembangkan biomolekuler dan pengendalian proses dengan menerapkan rekayasa genetika. Rekayasa genetika mreupakan teknologi molekuler untuk mengubah komposisi genetic suatu organisme. Hal ini dapat dilakukan dengan memindahkan gen dari suatu organisme ke organisme lain.

Penerapan bioteknologi modern menghasilkan produk yang lebih ekonomis, sedikit dalam pemakaian energi atau hemat energi, dan lebih aman dibandingkan dengan proses tradisional yang telah ada, serta yang lebih penting lagi yaitu ramah lingkungan. Sebagian besar proses bioteknologi menghasilkan residu yang dapat terurai scara biologis dan tidak beracun. Bioteknologi dalam jangka panjang memberikan suatu harapan atas pemecahan berbagai masalah dan membuka peluang untuk mengembangkan Revolusi Bioindustri.

Beberapa contoh produk bioteknologi, antara lain hormone insulin dalam skala besar, hormon tubuh untuk mengatasi kekerdilan (dwarfisme), antibody monoclonal untuk pertahanan tubuh terhadap kanker, protein untuk pengobatan serangan jantung dan stroke, interferon untuk pengobatan kanker, bahan mentah bagi industri plastic dan mikroba, hormone pertumbuhan untuk produk daging dan susu ternak, mikroba untuk mengekstak logam dari limbah pabrik, tanaman budi daya yang tahan terhadap kekeringan dan penyakit serta dapat membuat pupuk sendiri, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar